Menjadi Akhwat Dambaan Surga

Menjadi Akhwat Dambaan Surga
Aku belajar darinya tentang cara menjaga diri. Dia adalah akhwat yang kukagumi dan kucintai karena Allah. Dia bertahan dalam situasi yang sulit bagiku untuk melaluinya sendiri. Mungkin baginya lebih baik sendiri tanpa gangguan atau bantuan dari orang lain. Dia berbagi saat semua telah berhasil dilaluinya, saat semua tinggal menjadi pelajaran. Dia berbagi bukan untuk membagi kesedihannya, tapi untuk menceritakan hikmah di balik semua yang telah dilaluinya SENDIRI. Suatu saat nanti, aku ingin perih yang kurasakan, cukup aku dan Rabbku yang tau. Atau bila ada yang harus kuberitahu, cukup kepada orang yang dipilih Allah untuk menjagaku.

Aku belajar darinya tentang cara menjaga diri. Dia tidak pernah membiarkan dirinya terbuai dalam angan dunia. Dia terjaga oleh jilbab yang terus tergontai anggun seiring setiap langkahnya yang penuh dzikir. Tubuh dan hatinya dibalut halus oleh pakaian taqwa sehingga tidak semua ikhwan berani mendekatinya. Dia memang mengeksklusifkan dirinya hanya untuk ikhwan shaleh pilihan Allah. Matanya terjaga dari pandangan yang menjadi anak panah iblis. Dia tetap bergaul dengan ikhwan, tapi seolah terpasang tegas batasan-batasan sehingga tidak ada daerah abu-abu antara boleh dan tidak.

Suatu saat aku ingin seperti dia. Aku tidak ingin mataku menjadi jalan merasuknya bisikan-bisikan iblis ke hatiku. Karena angan yang ditimbulkannya hanya membuat hatiku risau atas sesuatu yang bukan hakku.

Aku ingin menanti dalam naungan iman. Aku percaya bahwa suatu saat nanti Rabbku akan memberi jawaban atas semua yang kujalani dan yang pernah kujalani. Aku percaya Allah sedang mengajariku tentang hidup, tentang penghambaan abadi hanya untuk-Nya, dan tentang cinta yang berfokus pada-Nya. Mungkin sekarang aku bukan dia, orang yang kukagumi, tapi aku yakin, Allah mempertemukanku dengannya untuk belajar darinya. Aku tidak ingin disalahkan karena selama bersamanya tidak ada pelajaran yang kupetik.

Bila tiba saatnya, aku ingin menjadi diriku yang bisa mengantarku pada surga-Nya.

Bilakah itu? Besok? Lusa? Atau 1201?

Tahun lau seorang saudara padaku bertanya tentang harapanku di usia yang baru. Aku sendiri lupa jawabannya. Tapi kini aku punya satu harapan. Aku ingin menjadi akhwat dambaan surga yang dicemburui bidadari karena keanggunan sikapnya.

Hm… ya Allah… hanya kepadamu aku menyembah, dan hanya kepadamu aku memohon pertolongan. Tunjukilah aku jalan-Mu yang lurus, yaitu jalan orang yang Engkau berikan nikmat kepadanya, bukan jalan orang-orang yang kau murkai, bukan pula jalan mereka yang sesat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

Anonymous said...

siapa kah dia???

Post a Comment