Pra Nikah 1: di Jalan Dakwah Aku Menikah


Ada tiga golongan yang pasti dibela oleh Allah swt. Golongan tersebut adalah mujahid fi sabilillah, budak yang ingin memerdekakan dirinya, dan orang yang menikah dengan tujuan untuk menjaga kehormatannya. Pada tulisan kali ini, kita akan membahas poin yang ke tiga.

Pernikahan hanya dilakukan pada satu dari dua jalan. Jika bukan pernikahan di jalan dakwah, maka pernikahan di jalan syahwat.

Pernihakan di jalan dakwah itu tidak pernah kuno. Sejak zaman Rasul saw, sampa zaman sekarang, pernikahan di jalan dakwahlah yang terbaik. Pernikahan itu dihiasi dengan ilmu (ilmu pra nikah akan dibahas di tulisan selanjutnya), dan penuh keyakinan, keyakinan pada Allah dan jalan yang ditempuh oleh rasulnya. Bila pernikahan dilangsungkan di jalan Allah, maka yakinlah besok perolongan Allah akan datang.

Jalan dakwah adalah jalan kedisiplinan dan keistiqamahan. Tolak ukur pertama sebelum memilih pasangan tidak lain adalah agamanya. Pilihlah karena agamanya, maka insya Allah berkah. Untuk memperoleh calon yang baik, maka binalah diri mulai dari sekarang.

Jalan dakwah adalah keteladanan. Kita harus siap menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat dan teladan bagi anak-anak kelak.

Jalan dakwah penuh kebersahajaan. Bukan mereka yang menjadi konglomerat, bukan pula yang melarat. Pernikahan dan kehidupan setelahnya tidak menghambur-hamburkan uang. Walau kaya atau miskin, hidup senantiasa bersahaja.

Jalan dakwah bukan jalan menuju pemenuhan syahwat, melainkan jalan menuju ridho Illahi. Pernikahan adalah setengah dari agama. Pernikahan menghilangkan penyakit sosial, menumbuhkan kedewasaan dan kepedulian, dan dengan pernikahan, seseorang akan merasakan bagaimana kepayahan orang tuanya dulu untuk membesarkannya. Pernikahan di jalan dakwah akan membangun generasi yang Rabbani.

Setelah menikah, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk meminimalisasi cekcok.

  1. Pilihlah pasangan yang beragama. Karena dia akan mencintaimu apa adanya.
  2. Ingatlah khutbah pernikahan. Nasihat pernikahan hendaknya diingat terus, bukan hanya formalitas resepsi.
  3. Carilah lingkungan orang-orang yang mengajak kepada ridho Allah.
  4. Perkaya fikrah.
  5. Jagalah biduk rumah tangga dengan mengingat tujuan awal pernikahan.
Yang terakhir adalah tentang poligami. Poligami adalah kebutuhan dakwah, bukan keinginan. Kebutuhan dakwah datangnya dari Allah, sedangkan keinginan datangnya dari syahwat.

Diresume oleh: Nila Sartika Achmadi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment