Kisah Kasih Tak Berujung: Empat Momen Romantis

Kadang aku berpikir bahwa aku telah mengenal cinta karena berbagai kisah cinta telah kulalui hingga saat ini. Namun, ketika kutanya hati kecilku tentang apa itu cinta, lalu hanya satu kata yang bisa terpikir oleh otakku, kata "cinta" itu sendiri. Kadang terasa mudah untuk mencintai, namun sulit untuk mengajar hati ini tentang hakikat cinta. Pernah dengar bahwa hanya orang yang kurang pandai yang jatuh pada lubang yang sama dua kali. Maka akan kusebut apa diriku yang jatuh pada lubang yang sama berkali-kali, lubang itu bernama cinta.

Kukira kisah yang kulalui selama ini adalah kisah cinta, mungkin ingin kubukukan kisah itu untuk kukenang kelak. Namun, aku menciut membaca kisah cinta mereka. Ini adalah kisah nyata. Cinta ini tidak adalah cinta yang kelak akan dikenang sepanjang masa....


Pemuda ini adalah orang yang belum pernah mengenal cinta kepada seorang wanita pun sebelumnya. Namun, sekali dia mengenal cinta, cinta itu tak pernah hilang dari hatinya, bahkan setelah wanita yang dicintainya meninggalkan dia untuk selamanya.

Di usia 25 tahun, pemuda itu dikenal sebagai orang yang jujur dan pedagang yang andal. Pernikahannya bukan dengan wanita seusianya, namun dengan wanita yang jauh lebih tua. Namun, siapa yang mampu menyangkal bahwa cinta tidak memiliki batasan usia, bahwa cinta dapat tumbuh dalam rentang usia yang jauh, lalu mengikat kedua hati sang pencinta begitu kuat, hingga dunia seolah berubah muram ketika salah satunya pergi.

Pemuda itu adalah Rasulullah Muhammad saw. yang menikahi wanita mulia bernama Khadijah r.a. Indahnya kisah mereka telah ditulis dalam berbagai tulisan, membuat cinta itu abadi tidak hanya di hati mereka, namun di hati jutaan manusia.

Berikut adalah momen-momen romantis dari Rasulullah saw. bersama Ibunda Khadijah r.a.:

1. Rasul tidak pernah menikah selama bersama Khadijah
Mereka menikah selama 25 tahun. Pernikahan dengan Khadijahlah yang mengenalkan Beliau tentang cinta. Dialah cinta pertama Rasulullah, cinta yang tidak beliau madu. Rasulullah memang menikah dengan beberapa wanita sepeninggal Khadijah, namun Khadijah lah satu-satunya wanita yang tidak dimadu oleh Rasul.

Aku ingin dicintai seperti Rasul mencintai Khadijah, hanya dia seorang hingga Khadijah pergi untuk selamanya.

2. Khadijah menyelimuti Rasulullah dan menenangkan Beliau di puncak ketakutannya
Siapa yang bilang kalau wanita itu lemah? Wanita mampu menguatkan di saat lelaki bergetar ketakutan. Lihatlah kisah saat Rasulullah pertama kali menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril. Rasulullah saat itu pulang dengan gemetar, sambil meminta istrinya untuk menyelimutinya. Tidak semua wanita dapat tenang ketika melihat sang suami datang sambil gemetaran masuk ke dalam rumah, namun Khadijah mampu. Dia menyelimuti Beliau dan menenangkannya sambil berkata:
"Demi Allah, Allah sekali-kali tidak akan menghinakan kamu. Kamu menghubungkan silaturrahim, membela kaum yang lemah, memberi pendapatan kepada yang tidak berharta, memuliakan tamu, dan menolong yang berhak."

Aku ingin menjadi wanita yang kuat dan mampu menguatkan, tenang dan menenangkan, seperti ibunda Khadijah saat menenangkan Rasul dalam dekapannya tatkala Jibril menyampaikan wahyu dari Rabb semesta alam untuk pertama kalinya.

3. Rasul terus mengenang Khadijah meski dia telah tiada
Dalam suatu riwayat dikisahkan, suatu saat Aisyah merasa cemburu, lalu berkata,

“Bukankah ia (Khadijah) hanya seorang wanita tua dan Allah telah memberi gantinya untukmu yang lebih baik darinya? (maksud Aisyah yang menggatikan Khadijah adalah dirinya).

Maka Belaiu pun marah sampai berguncang rambut depannya. Lalu Beliau bersabda,

“Demi Allah! Ia tidak memberikan ganti untukku yang lebih baik darinya. Khadijah telah beriman kepadaku ketika orang-orang masih kufur, ia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku, ia memberikan hartanya kepadaku ketika manusia lain tidak mau memberiku, dan Allah memberikan kepadaku anak darinya dan tidak memberiku anak dari yang lain.”
Ketika Aisyah ingin menampakkan kelebihannya atas Khadijah, ia berkata kepada Fatimah ra., putri Nabi dari Khadijah ra.:

“Aku gadis ketika dinikahi ayahmu sedang ibumu adalah janda ketika dinikahi ayahmu.”

Rasul saw. Yang mendengar ucapan ini dari putrinya yang mengeluh bersabda:

“Sampaikanlah kepadanya ‘Ibuku (maksudnya Khadijah ra) lebih hebat dari engkau, beliau menikahi ayahku yang jejaka, sedang engkau menikahinya saat beliau duda.”

Gerak langkah suara dan ketukan pintu yang biasa dilakukan Khadijah pun terus segar dalam benak dan pikiran Beliau. Suatu ketika beliau mendengar ketukan dan suara serupa. Beliau berkomentar:”Ini cara ketukan Khadijah. Saya duga yang dating adalah Hala (saudara perempuan Khadijah ra.) dan ternyata dugaan Beliau benar.

Ya Alla, bila aku jatuh cinta, izinkanlah cinta itu tumbuh dan merekah selamanya di hatiku dan hati orang yang Kau takdirkan untukku. Cinta yang tak pudar termakan waktu, bahkan tak berkurang walau maut memisahkan. Cinta yang Kau anugerahkan antara Rasulullah saw. dan Khadijah r.a.

4. Rasulullah tetap menyambung silaturrahmi dengan orang-orang dekat Khadijah setelah Beliau wafat
Ketika Fath Makkah, yakni hari keberhasilan rasul saw memasuki kota Mekkah bersama kaum Muslim, beliau berkunjung ke lokasi rumah Khadijah ra., karena rumah itu sendiri telah tiada. Beliau juga-pada hari itu- menyendiri, di tengah kesibukan bersama pasukan kaum Muslim, dengan seorang wanita tua sambil bercakap-cakap dengan wajah berseri-seri. Aisyah ra yang melihat hal tersebut bertanya:

”Siapa orang itu dan apa yang dibicarakannya?”

Ternyata wanita tua itu sobat karib Khadijah ra dan pembicaraan Nabi saw dengannya berkisar pada kenangan manis masa lalu.
Aisyah mengatakan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim,

“Tidak pernah aku merasa cemburu kepada seorang pun dari istri-istri Rasulullah seperti kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Rasulullah seringkali menyebut-nyebutnya. Jika ia memotong seekor kambing, ia potong-potong dagingnya, dan mengirimkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah.

Maka aku pun berkata kepadanya, “Sepertinya tidak ada wanita lain di dunia ini selain Khadijah…!”

Maka berkatalah Rasulullah, “Ya, begitulah ia, dan darinyalah aku mendapatkan anak.”

***

Tentu masih banyak penggalan kisah cinta dari Rasulullah saw. dan Khadijah r.a. yang dapat kta petik hikmahnya. Potongan ini hanya untuk mengingatkan kita untuk mempelajari lebih jauh. Ini adalah pengingat bahwa cinta itu tidak sekedar nafsu, namun cinta itu keagungan yang memperkaya hati. Ini adalah teguran bagi saya dan kita semua tentang cinta.

"Januari Bertabur Cinta"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

Rinda Yuanda said...

Subhanallah.... smoga bisa seperti khadijah....aminn..

Post a Comment