Surat Dari sang Akhwat


Assalamu Alaikum Wr. Wb.
“Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama lamanya.” (dikutip dari surat cinta Noura)

Saudaraku...
Jika ada hal yang kusesali karena memulainya, maka aku menyesal memulai semua ini. Karena jika aku tak memulainya, maka Allah akan memulainya untuk kita jika aku memang wanita yang diciptakan dari rusuk kirimu. Banyak hati yang tersakiti, karena ini memang belum saatnya.

Saudaraku...
Semua kenyamanan yang kurasakan saat ini, dan semua rasa yang kukira cinta, mungkin itu tak lebih dari sekedar nafsu belaka. Cinta itu suci, tumbuh atas dasar pengabdian kepada sang Kekasih abadi, namun nafsu hanya tuntutan manusiawi yang jika berlebihan akan menyengsarakan. Jika kukira cinta padahal ini jelas-jelas menentang-Nya, lalu dikemanakan kepatuhan qalbu? Tabiat nafsu itu, semakin diberi akan semakin meminta. Yah, itulah yang kurasakan. Namun cinta adalah kesabaran.

Saudaraku...
Bila kita meninggal sedangkan hati kita masih terpaut nafsu, bukankah itu hanya akan menimbulkan permusuhan di hari kemudian serta sesal yang tak berujung? Bukankan orang-orang yang bersekutu di dunia, kelak akan menjadi musuh dan saling menyalahkan, kecuali orang yang melandaskannya pada cinta karena Allah. Namun dalam hubungan ini, adakah Allah yang didahulukan, atau hanya nafsu yang mendominasi?

Saudaraku...
Sungguh bukan kapasitasku untu bicara seperti ini. Niatku bukan untuk menggurui, tapi ingin kuperingati diriku sendiri agar berhenti meminta sesuatu yang bukan haknya. Sekarang hati dan diriku ingin kukembalikan seutuhnya pada Rabbnya. Bila tiba saatnya, aku ingin Allah memilihkan yang terbaik untuk kita.

“Mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.” (dikutip dr http://motivation.byethost9.com/)

Maaf atas semua yang sudah aku lakukan. Tidak ada niat untuk menyisakan sakit pada siapa pun. Perubahan memang sulit dilakukan dan membutuhkan waktu yang lama, namun keputusan untuk berubah hanya perlu waktu beberapa saat. Demi Allah yang menggenggam hati-hati kita, semoga kesalahan yang serupa tak kan pernah lagi terulang. Syukran atas semuanya.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

4 comments:

私のブログ (My Blog) said...

hmmm....lagi mencari seorang akhwat nih.
hehehe
:malu:


my blog
Semua Tentang Jepang
Palembang
AquaCulture

Anonymous said...

manusiawi lah..

SARDY said...

ukht...sangat indah.....

Nila said...

Sardy: iya.. makasih..

Post a Comment