Memilih Sahabat


Sahabat adalah bagian dari hidup kita yang akan berjalan bersama, walau berada di jalur berbeda. Seseorang dapat menemukan sahabat yang berasal dari teman-temannya, saudaranya, atau pasangan hidupnya. Sahabat bukan hanya menjadi satu bagian dalam hidup seseorang, namun menjadi warna yang mengisi hari-harinya.

Sahabat adalah dia yang meminta maaf, bahkan sebelum bertanya apa kesalahannya. Dia yang berkata aku ada di sini untukmu, bukan bertanya di mana saja dirimu. Dia yang rela memberi dan berkorban, bukan bertanya seberapa banyak pengorbananmu untuknya.

Memilih sahabat lebih dari sekedar memilih orang yang akan memenuhi kebutuhan kita, tetapi seseorang yang mampu istiqamah bersama kita di jalan yang diridhoi sang Khaliq. Seseorang yang rela menyakiti hati kita, walau sebenarnya berat baginya, demi membuat kita memilih jalan yang benar. Karena kita sering lalai, menganggap diri kita mengerti padahal sama sekali tidak tau apa yang baik untuk kita. Kadang mereka justru lebih mengerti tentang hal itu. Seseorang yang tidak sekedar memuji, membuat kita terlena pada kelebihan kita, namun lalai pada kekurangan kita yang justru menumpuk dan siap menghadang kita di pintu surga, namun menunjukkan secara santun kekurangan-kekurangan itu, membuka mata kita agar kita hengkang dari bibir jahannam. Seorang sahabat tidak hanya ada saat kita tertawa, namun juga ada untuk kita di saat linangan air mata menjadi kabut pada hari-hari kita.

Memilih sahabat berarti memilih jalan yang akan kita lalui, lebih dari itu, memilih sahabat berarti memilih tujuan akhir, surga atau neraka. Sahabatlah yang akan mewarnai hari-hari kita. Bersama sahabat kita tentukan warna kehidupan, akan cerahkah, atau akan suram.

Pilihlah sahabat dari golongan orang-orang yang akan menggiringmu ke surga. Bertemanlah dengan semua orang, karna melalui pertemanan akan kita peroleh jalan untuk dakwah kita. Namun di antara teman tersebut, pilihlah mereka yang mencintai Rabbnya untuk menjadi sahabatmu. Lalu akan kau temukan dirimu bersamanya di bawah naungan Allah di hari tiada lagi naungan selain naungan-Nya.

ditulis oleh: Nila Sartika Achmadi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS