Mengakhiri Nafsu Berkedok Cinta

Aku pernah mencintai dan merasa ingin memiliki seutuhnya sesuatu yang bukan milikku. Aku sangat takut kehilangan padahal aku tidak mungkin kehilangan sesuatu yang bahkan tidak kumiliki.


Au mencintainya karena merasa diperlakukan seperti seorang putri. Waktu itu aku sempat bilang padanya, aku tidak tau permintaanku yang mana yang tidak dia penuhi. Kedekatan itu semakin menjadi saat kami terpilih menjadi ketua dan sekretaris umum OSIS. Sebenarnya aku menyadari bahwa ketertarikan pada lawan jenis itu adalah fitrah yang disematkan bersama penciptaanku sebagai menusia. Tapi rasa itu bukan untuk disemikan dengan cara saling mengungkapkan rasa, atau pun kedekatan yang melanggar syari’at agama. Kami memang tidak pernah keluar berdua atau ­­nge­-date seperti orang pacaran, tapi kami saling menyimpan rasa, mengungkapkannya, lalu buncahan-buncahan ketertarikan akan semakin mendesir dalam dada kami. Entah bagaimana caranya, tapi iblis sangat tau cara untuk menjerumuskan iman kami. Semua ini terlarang bagiku maupun dia, bukan hanya karena kami anak rohis sehingga tidak boleh terjebak skandal VMJ (Virus Merah Jambu), tapi juga karena kami ini hamba Allah, yang dititipi amanah hidup untuk beribadah pada-Nya, bukan untuk menuruti hawa nafsu yang bertopeng “cinta”.


Saat aku menyadari bahwa gayung telah bersambut, hatiku semakin terpaut padanya. Dulu aku sempat menjadi sangat posessive, begitu takut kehilangan dia, walaupun sisi hatiku yang lain menytakan bahwa tidak mungkin aku kehilangan, karena dia pernah berjanji padaku. Karena janjinya itu, aku mengabaikan bahwa Allah yang memutuskan semuanya, bahwa ada sesatu bernama takdir yang menantiku di ujung jalan ini, bahwa sekuat apa pun aku mempertahankannya, bila Allah menakdirkan aku dan dia bukan jodoh, maka tidak ada yang dapat kami lakukan.


Dia pernah berjanji padaku bahwa dia akan mencintai aku—hanya aku—untuk selamanya. Dengan berpegangan pada janji itu, aku menaruh keyakinan bahwa apa yang kai rasakan akan berlangsung untuk selamanya.


Aku tidak pernah menginginkan sesuatu lebih dari keinginanku untuk menikah dengan dia suatu saat nanti. Sesekali dia pernah mengingatkan bahwa ada takdir yang menentukan jalan kita nantinya, bila nanti kita tidak jodoh.... Tapi aku tidak pernah sepenuhnya mengerti dengan kalimat sederhana itu. Ketika dia mengatakan hal tersebut, aku langsung mengklaim bahwa dia sudah tidak mencintaiku lagi dan telah memutuskan untuk meninggalkanku. Mendengar klaimku yang sangat childish dan begitu posessive, dia pun serhenti hanya di pernyataan itu, tanpa memberi melakukan reasoning apalagi elaboration (dalam debat, dikenal assertion, reasoning, elaboration, lalu link back).


Semua kenangan yang kulalui bersama dia sejak kelas 2 SMA, kurasa tak akan pernah tergantikan. Kenangan itu ingin kumiliki untukku dan orang yang ditakdirkan sebagai suamiku kelak, dan aku ingin orang itu adalah “dia”. Aku merasa bahwa kenangan itu adalah kenangan terindah yang pernah dan akan kumiliki seumur hidupku, tak akan terulang maupun terganti dengan yang lain.


Sama seperti persahabatanku. Selepas SMA, saat memasuki bangku kuliah, aku tidak pernah menyangka akan menemukan persahabatan seperti yang kurasakan waktu SMA. Kukira sahabat masa SMA ku adalah yng terbaik, tak kan tergantikan oleh siapa pun yang kutemui di bangku kuliah. Aku merasa tidak akan ada yang dapat mengerti aku kecuali sahabat-sahabatku di SMA, Phoenix dan anak SMANSA Maros yang lain. Kukira selama kuliah aku hanya akan menemukan teman yang hadir lalu pergi lagi, tak kan ada sahabat dan tak kan ada kenangan yang tercipta untuk diingat di kemudian hari. Hanya saja, aku keliru, di sini, kuemukan begitu banyak sahabat, orang yang menerima aku apa adanya, dan mampu menemani proses belajarku menjadi seorang akhwat sejati.


Kini, cinta yang kurasakan pada orang itu tidak hilang bahkan semakin tumbuh hingga saat ini, saat aku memasuki tahun ketiga di bangku kuliah. Akan tetapi, cinta yang kurasakan, bukan lagi rasa ingin memiliki yang sedangkal dulu, bukan lagi sebuah pemaksaan atas takdir Allah, bahwa aku hanya menginginkan dia untuk masa depanku. Cinta yang kurasakan bukan lagi gejolak nafsu seperti dulu. Cinta yang kini kurasakan adalah kecintaan saudara kepada saudaranya. Aku mencintainya sebagai saudara seimanku, aku tidak ingin Allah memurkainya karena kedekatan kami yang melanggar syari’at.


Semua perubahan ini tidak berlangsung dalam waktu dekat dan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Aku harus melawan hatiku yang masih sangat menginginkan dia, aku harus membiarkan pipiku terus dialiri air mata yang harus kusembunyikan dari dunia karena aku tidak ingin terlalu banyak yang menyadari betapa aku bersedih atas semua ini. Selama sekitar setahun empat bulan, hubungan kami begitu dingin, kami sempat saling menghindar, diam-diaman, pokoknya segala cara untuk melepaskan tautan yang sempat menghubungkan hati kami.


Kini, aku telah mampu mengikhaskannya. Melepasnya kembali pada Rabb seluruh alam. Tidak peduli siapa jodohku kelak, aku telah menyerahkan pada Allah untuk memilihkan untukku. Kini aku telah mampu tersenyum walaupun dia tidak lagi di sisiku sebagai orang yang mencintaiku seperti dulu. Dia tetap ada sebagai saudaraku, tidak lebih dari itu. Semoga ini menjadi perpisahan karena Allah. Mungkin kelak dia akan bertemu seorang akhwat yang jauh lebih baik dari aku yang dipihkan Allah baginya, begitu pula denganku dan masa depanku. Dan kini aku dapat tersenyum atas hal tersebut.


Kini aku telah menikmati indahnya ukhuwah tanpa embel macam-macam, tanpa digrogoti VMJ, dan aku sungguh menikmatinya. Alhamdulillah....


oleh: Nila Sartika Achmadi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

4 comments:

Anonymous said...

subhanallah..tetap istiqomah ya ukhty...*wuih..ayas manggil ukhty* semuanya ada hikmahnya..jika sudah masanya..maka itu akan kita dapatkan sepenuhnya.. Indahnya ukhuwah yang memang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan..tidak akan ada embel2 VMJ..
keep ur spirit ok! ^_^
-bom²-

nila said...

makasih...

hehe :D

Konstruksi Pelangi said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

aaauuu msh vmj deh..hhahhaha

Post a Comment