written by: Nila Sartika Achmadi
Aku telah memutuskan untuk memilih jalan ini bagi hidupku. Jalan yang sulit bagi sebagian orang, begitu pula bagiku. Saat pertama aku melirik jalan ini, kurasakan ada sedikit sesak di dadaku, namun sisi lain hatiku mengajariku tentang indahnya jalan yang akan kupilih. Saat kulirik jalan ini, sempat terbesit ragu bahwa kelak aku akan berpaling. Tapi satu sisi di hatiku berbisik lembut bahwa akan ada yang menjaga imanku dan mengokohkan hatiku bila aku memilih jalan ini, bila aku berusaha untuk bertahan di jalan ini.
Sebelum kuputuskan untuk melangkah, ada serangkaian tanya di dadaku. Apakah aku pantas untuk memilih jalan ini? Layakkah seorang "aku" untuk memasuki jalan ini? Namun, hatiku berkata lagi bahwa aku membutuhkan jalan ini, jalan yang menghubungkan aku dan dunia, jalan yang menghubungkan aku dan akhirat, mungkin pula jalan yang menjadi perisai neraka bagiku, juga jalan yang menghubungkan antara aku dan Rabb ku.
Dengan membaca Basmalah, kucoba untuk melangkah di jalan ini.
Benar, aku benar-benar takut jatuh, karena jalannya berbatu dan dipenuhi kerikil tajam. Setiap saat aku bisa saja goyah, bisa terluka, lalu mungkin memilih untuk menyerah. Tapi alhamdulullah, Allah begitu menyayangiku. Dia menyediakan saudara-saudara di sampingku yang akan memegang erat diriku agar tidak terjatuh; yang akan mengajariku cara berdiri kembali bila kelak aku terjatuh; yang akan mengingatku dalam setiap bait doanya; menemaniku saat kami dekat dan menyerahkanku pada sang Pemilik dan Penjaga alam saat ia jauh.
Kadang aku menangis sendiri, terbenam dalam harunya hatiku bila kusadari betapa beruntungnya aku karena memilih jalan ini. Di luar sana, banyak saudaraku yang lalai karena tidak dipertemukan dengan jalan yang seharusnya mereka tempuh. Allah memilihku untuk menjadi hamba-Nya, maka kupilih jalan ini untuk bersungguh-sungguh mengabdi pada-Nya.
Walau sulit, aku yakin ada Allah yang menguatkanku. Bila kurasa ini sulit, kesulitan ini pasti berbarengan dengan meningkatnya derajat keimananku. Allah membuat semua ini untuk meyakinkan bahwa benar ada iman di hatiku dan aku telah siap menjalankan konsekuwnsi dari syahadat yang aku ucapkan.
Inilah jalan itu, jalan dakwah.
Jalan yang dipenuhi dengan onak duri tapi insya Allah akan bermuara pada keindahan abadi yang tiada seorang pun dapat membayangkannya.
Saudaraku,
kita telah dipertemukan di jalan ini
semoga kita tetap dapat bersatu selamanya di jalan ini
walau kelak jasad kita terpisah
yakin saja bahwa cahaya iman yang menyala-nyala dalam riak semangat dakwah akan mempertemukan kita kembali, jika bukan di dunia, maka insya Allah kita akan dipertemukan dalam naungan Allah di hari tiada naungan lagi selain naungan-Nya
karena...
kita saling mencintai karena Allah
Bila nanti jasad kita tak dapat lagi bersua
pastikan doa dalam tiap sujud kita tetap menjadi penyatu bagi hati-hati yang rindu pertemuan dalam iman
Bila nanti kita berpisah...
dan memang nanti kita akan berpisah...
entah karena perbedaan alur dunia yang kita tempuh, atau karena ajal yang memisahkan
yakin saja, bahwa selama ada cinta di hati kita, pertemuan itu sedang menanti di depan mata
Hanya saja Allah ingin menguji cinta di hati kita, apakan cinta itu tulus karena-Nya
Bila nanti kita berpisah
jangan cemaskan tentang nasib hidupku, karena ada Allah yang menjaminnya
tapi doakanlah imanku, semoga kalian dapati diriku termasuk orang-orang yang beriman dan teguh dalam keimanan
saudaraku...
aku ingin.....
BiLa NanTi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Subhanallah..
aq terharu membaca tulisan mu itu,NiLa..
Hmm..
There is NoThing else I can say
Keep ISTIQAMAH ^_^
huhuhu...yach idem lah ma syifa..
Post a Comment