Iklan rokok merupakan salah satu bagian dari proses 4P pemasaran produk rokok, yaitu promotion (promosi). Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa remaja merupakan calon konsumen tetap rokok, industri rokok akhirnya berlomba-lomba untuk memperoleh perhatian mereka.
Industri rokok sepertinya mencoba untuk membangun brand equity di kalangan remaja. Remaja diharapkan memilih merek rokok bukan hanya dari kenikmatan rasanya, atau value yang bisa diberikan, tapi mulai menggiring calon perokok tetap tersebut untuk berpikir dan menilai secara subjektif terhadap rokok. Hal ini dibuktikan dengan image positif yang diidentikkan dengan produk rokok. Remaja mulai mengesampingkan efek negatif rokok yang jelas-jelas terpampang di setiap bungkus rokok. Kemudian remaja memilih merek rokok yang dikonsumsi berdasarkan citra positif dari masing-masing rokok. Ini yang disebut brand equity.
Hal yang lebih parah adalah industri rokok mencoba menanamkan relationship equity bagi remaja sebagai calon konsumen tetap mereka. Hubungan yang erat antara remaja dan merek rokok tertentu membuat mereka terikat secara emosional. Sehingga penilaian mereka terhadap merek rokok yang dikonsumsi sudah jauh di atas penilaian subjektif, apalagi objektif.
Berikut ini aladah dampak buruk iklan rokok bagi remaja:
1. Semakin anak muda terpapar iklan promosi rokok, maka semakin besar kemungkinan mereka akan merokok. Industri tembakau telah meberikan promosi yang menyesatkan dengan menghubungkan rokok dengan hal-hal mewah, penuh semangat, menarik bagi lawan jenis dan petualangan.
2. Promosi tembakau yang meluas akan memberi kesan mengkonsumsi tembakau adalah hal biasa, rokok adalah sama dengan produk konsumsi lain dan hal ini menyebabkan anak muda tidak mengerti bahaya rokok ataupun menganggap remeh resiko kecanduan nikotin dan dampak tragis yang disebabkannya.
Oleh: Nila Sartika Achmadi
Industri rokok sepertinya mencoba untuk membangun brand equity di kalangan remaja. Remaja diharapkan memilih merek rokok bukan hanya dari kenikmatan rasanya, atau value yang bisa diberikan, tapi mulai menggiring calon perokok tetap tersebut untuk berpikir dan menilai secara subjektif terhadap rokok. Hal ini dibuktikan dengan image positif yang diidentikkan dengan produk rokok. Remaja mulai mengesampingkan efek negatif rokok yang jelas-jelas terpampang di setiap bungkus rokok. Kemudian remaja memilih merek rokok yang dikonsumsi berdasarkan citra positif dari masing-masing rokok. Ini yang disebut brand equity.
Hal yang lebih parah adalah industri rokok mencoba menanamkan relationship equity bagi remaja sebagai calon konsumen tetap mereka. Hubungan yang erat antara remaja dan merek rokok tertentu membuat mereka terikat secara emosional. Sehingga penilaian mereka terhadap merek rokok yang dikonsumsi sudah jauh di atas penilaian subjektif, apalagi objektif.
Berikut ini aladah dampak buruk iklan rokok bagi remaja:
1. Semakin anak muda terpapar iklan promosi rokok, maka semakin besar kemungkinan mereka akan merokok. Industri tembakau telah meberikan promosi yang menyesatkan dengan menghubungkan rokok dengan hal-hal mewah, penuh semangat, menarik bagi lawan jenis dan petualangan.
2. Promosi tembakau yang meluas akan memberi kesan mengkonsumsi tembakau adalah hal biasa, rokok adalah sama dengan produk konsumsi lain dan hal ini menyebabkan anak muda tidak mengerti bahaya rokok ataupun menganggap remeh resiko kecanduan nikotin dan dampak tragis yang disebabkannya.
Oleh: Nila Sartika Achmadi
0 comments:
Post a Comment