sahabat...
ada kaLanya kita betul harus terpisah...
karena itu hakikat penciptaan...
ada pertemuan, dan ada perpisahan...
namun, jarak yang memisahkan kita, bukan penghalang bagi sampainya kasih sayang.
karena cinta yang Allah karuniakan di hati hamba-Nya, "Tak Lekang Oleh Waktu",
biLa cinta itu berlandaskan cinta Illahi...
percayalah, Saudaraku...
hati ini pun, teramat sakit saat harus berpisah..
Tapi kita memiliki lembaran hidup masing-masing,
di dalamnya ada jalan-jalan yang bercabang,
kita telah bertemu di salah satu jalan,
namun, sekarang atau nanti, akan ada persimpangan yang membuat kita harus memilih,
sedangkan pilihan tersebut harus menjadikan kita terpisah.
Sungguh,
untuk perpisahan ini, ada hati yang tersakiti,
namun, darimu, aku belajar untuk merelakan.
karena walau sekuat tenaga kuinginkan kebersamaan,
Allah yang Maha Perkasa telah menggariskan takdir-Nya
Walau kita jauh,
ada doa yang dapat menjadikan kita saling menyapa.
Mencintai dengan lebih anggun.
Doa yang dipanjatkan pada sang Kekasih tertinggi,
tangisan kerinduan, untuk sahabat.
Karena Allah mengikat kita dalam sebuah ikatan suci, yang tak kan putus walau jarak membentang.
ikatan persaudaraan dalam tali iman.
Tapi, sahabat...
perpisahan ini bukan untuk selamanya.
kelak, di sebuah persimpangan, kita mungkin akan bertemu...
persimpangan yang disediakan Allah di bumi-Nya,
atau penghujung jalan yang dihamparkan Allah di surga-Nya.
PeRpiSaHaN
Ukhti...Akhi... Puisi Ini Untukmu

By: Jumahir
Pada kakak yang disebut ikhwan
Aku ini elang
Menunggu sayap sempurna bulu
Lalu ajari aku terbang
Hingga ke atas awan
Tapi ceritakan padaku
Akhi, mengapa tangan tak boleh berjabat
Dengan kakak yang disebut akhwat
Pada kakak yang dipanggil Akhi
Aku ini elang
Menunggu kuku runcing sempurna
Lalu ajari aku mencakar
Hingga kezaliman terkoyak
Tapi beri aku jawaban
Akhi, kapan kita ke Palestina
Pada kakak yang disebut akhwat
Kisahkan aku tentang sahabiyah
Gambarkan aku tentang tarbiyah
Lalu kuwarnai dengan amaliah yaumiah
Tapi beri aku jawaban
Ukhti, mengapa mata tak boleh bertatap
Dengan kakak yang disebut ikhwan
Akhi...
Ukhti...
Puisi ini untukmu
Tapi cepat beri aku jawaban, ya!
Sebelum VMJ menyerangku
Akhi,...
Ini demi keselamatan Antum, Akhi...
Aku Ingin Dicintai
dengan cinta yang terbalut
keping-keping pengharapan
akan terhimpun di jannah-Nya
Aku ingin dicintai dengan ikhlas
dengan cinta yang menuntun imanku
cinta yang melambungkan hasratku
menuju lambaian jemari surga
aku ingin dicintai
dengan cinta yang tak ternodai
dengan cinta suci yang tetap suci
berlandaskan cinta pada Illahi
(Bandung, 28 Desember 2008)
oleh: Nila Sartika Achmadi
GURUKU
OH GURUKU ENGKAU BAGAIKAN MALAIKAT
ENGKAU TELAH MELEPASKAN KAMI
DARI BELENGGU KEBODOHAN YANG SELAMA INI
MENGIKAT KAMI
PERJUANGAN MU TAKKAN
BISA KAMI LUPAKAN
KESABARAN MU TELAH MEMBUAT KAMI SADAR
AKAN PENTIGNYA PENDIDIKAN
GURU TANPAMU TAKKAN ADA ORANG YG DAPAT MEMBACA
NIAT MU BEGITU TULUS UNTUK MENCERDASKAN ANAK BANGSA
TANPAMU
AKU TAK BISA MENGGAPAI CITA-CITAKU
TERIMAH KASIH GURUKU
TERIMAH KASIH
BY:
AINUN MUTMAINNAH ACMADI
"PUISI DARI SI BUNGSU..."
Dear Ayoe
Tersembunyi sosok pilu di balik mega
merangkul haru tetes-tetes cinta
Jantungku berdebar kencang
saat tersibak sesaat tirainya
Nafasku tersentak
kala menggema
deru nafasnya
Gadis kecil berbaju ungu
Menarik manja ujung jilbaku
Jantungku berdebar
Nafasku terhentak
Kuterperanjat
Dia terkulai layu
Menatap sayu
Merengek padaku
“Jangan tinggalkan aku!”
Februari 07
by: Nila Sartika Achmadi
"puisi ini kutujukan untuk saudaraku Ayoe cute, kubuat beberapa saat sebelum kita berpisah"
Kaukah itu?
Mentari bertahta di junjunganku
Gagah, penuh kharisma
Kaukah itu?
Mesi tak Kau jawab
Kutau itu bukan Kau
Rambulan hinggap sejenak di dadaku
Putih...dan kian suci
Kaukah itu?
Mesi tak Kau katakan
Kusadar itu bukan Kau
Lantas siapa?
Di mana Dia yang kucari?
Cintaku tak kunjung terjawab
bila tak kutemukan yang kucinta
Pujaku tak jua berarti
bila tak tahu kutujukan siapa
Bukan mentari
Bukan pula rembulan
Lantas siapa?
Mungkin Dia yang kucinta
Ada di balik mentari dan rembulan
Mungkin Dia yang kupuja
Memang seniman ulung yang merangkai bulan dan matahari
written by: Nila Sartika Achmadi