Wanita dewasa...
tersenyum walau itu sakit, lantaran tak ingin membuat orang lain gundah.
Wanita manja...
mengeluh walau sakitnya tak seberapa, agar orang lain tau bahwa dia butuh diperhatikan.
Wanita dewasa...
melihat musuh sebagai pemanis perjuangan, agar kelak dapat dikenang perjuangan itu tak pernah mulus.
Wanita manja...
melihat musuh sebagai debu yang mesti disingkirkan, agar kelak dapat dikenang betapa tangguh saat dia berjuang.
Wanita dewasa...
menawarkan bahunya untuk menangis walau bahu itu pun memiliki beban berat untuk dirinya.
Wanita manja...
tertunduk tanpa kata, menghela nafas panjang dan bergumam dalam hati, "bebanmu belum seberapa".
Wanita dewasa...
menjelaskan dengan logika dan menuturkan penuh perasaan alasan dia meminta sesuatu, meluluhkan dengan keanggunan.
Wanita manja...
merengek dan memelas bila meminta, meluluhkan dengan tatapan mata dan wajah yang penuh damba.
Wanita dewasa...
memberikan nasehat bijak bila kau gundah.
Wanita manja...
menceritakan lelucon agar kau dapat sejenak melupakan kegundahanmu.
Wanita dewasa...
mengetahui kapan dan kepada siapa dapat bermanja.
Wanita manja...
mengetahui kapan pun dan siapa pun dapat dijadikan tempat bermanja.
Nila Sartika Achmadi
Renungan pertambahan usia.
13 Januari 2010
Wanita Dewasa vs Wanita Manja
Peimpi: Tak Ada yang Tak Mungkin
Sebuah impian tak akan berakhir sia-sia, walaupun banyak orang yang beranggapan semua itu tidak akan mungkin terjadi. Pelajaran pertama adalah: tidak ada yang tidak mungkin. Yang membedakan probabilitas keberhasilan dari sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang adalah tren keberhasilannya di masa lalu. Untuk menciptakan tren itu, kita harus mencoba, walau gagal, bukan berarti kegagalan itu permanen. Setiap kali menghadapi kegagalan, percayalah bahwa kegagalan yang telah dilawati itu membawa kita semakin dekat pada keberhasilan.
Jadilah seorang pemimpi luar biasa. Pemimpi yang memiliki tekad yang kuat, yang tidak peduli orang berkata tidak mungkin; pemimpi yang melihat kemungkinan kecil dan berkata, "alhamdulillah masih ada peluang"; pemimpi yang menganggap kritikan orang sebagai cambuk pemicu semangat dan melihat simpati orang sebagai tandu penggiring kelelahan. Pemimpi ini tidak akan terhenti di dalam lamunan dan enggan beralih ke dunia nyata. Tapi dia membawa lamunannya ke dunia nyata dengan usaha keras. Dia memiliki impian dan bergerak untuk mewujudkannya.
Jangan larang seseorang untuk bermimpi. Jangan kucilkan dia karena bermimpi terlalu tinggi. Pemimpi inilah yang mungkin akan merubah masa depan. Dari pemimpi tangguh seperti Soekarno, Indonesia diakui kemerdekaannya. Dari pemimpi anggun seperti RA Kartini, wanita Indonesia bergerak mencari kebebasannya.
Biarkan mereka bermimpi, lalu tunjukkanlah bahwa mimpi itu bisa terwujud asal mereka berusaha.